Rasanya dari duluuuu banget tidur berkualitas tuh selalu jadi PR besar bagi saya. Bukan semata perkara kurangnya waktu, tapi kadang meskipun sudah disiplin tidur sekian jam sehari, saya masih saja merasa badan kurang fresh saat terjaga.
Sudah banyak waktu dialokasikan untuk tidur, seolah terbuang percuma karena tidak membuat fisik lebih segar untuk kembali beraktivitas.
Paaaaas banget barusan nggak sengaja menyimak obrolan seputar Mindfulness di grup WhatsApp Pendopo Nagari Ngayogyakarta (Ibu Profesional Yogyakarta). Bu Lurah, Mbak Yuan, sedang berbagi tips olah rasa dan jiwa melalui praktik mindfulness dalam beragam aktivitas. Katanya, supaya setiap hal yang kita lakukan lebih bermakna, perlu banget menerapkan mindfulness. Sebagai latihan, coba praktik 5 menit saja untuk sepenuhnya mindfull terhadap apa yang dilakukan. Sadari setiap napas yang keluar-masuk, fokus, dan rasakan setiap apapun yang bisa dirasa. Tadi sih Mbak Yuan mencontohkannya dengan memegang benda tertentu: rasakan teksturnya, amati warnanya, lalu perhatikan perasaan yang hadir, lintasan pikiran yang muncul, dan bagaimana reaksi tubuh kita.
Saya lalu terpikir soal kualitas tidur saya yang rasanya jauh dari baik. Ah, jangan-jangan, ini karena saya tak sepenuhnya mindfull saat persiapan tidur? Segala aktivitas menuju istirahat saya hanya saya lakukan begitu saja, serupa rutinitas. Tidak ada pikiran yang sepenuhnya sadar, atau rasa dan jiwa yang sepenuhnya hadir. Maka ketika waktu memejamkan mata, seringkali justru banyak lintasan pikiran yang berebutan masuk, membuat saya malah semakin sulit bergegas tidur dengan nyaman. Begitu akhirnya terlelap pun, lintasan-lintasan pikiran itu tak beranjak pergi, masuk ke dalam mimpi, atau simply membuat tidur saya jauh dari berkualitas.
Sharing dari mbak Yuan tadi membuat saya bersemangat mencoba praktik mindfulness ini untuk memperbaiki kualitas tidur saya. Di kelas Bunda Cekatan lalu, saya sempat fokus membentuk habit disiplin istirahat. Saya berhasil membangun kebiasaan baik dengan disiplin berhenti beraktivitas dan bergegas tidur di jam-jam tertentu. Minusnya, ternyata kualitas tidur saya masih saja buruk.
Ke depannya, dengan cara membangun habit yang sama seperti di kelas Bunda Cekatan lalu, selama tiga puluh hari ke depan saya akan memaksa diri untuk melakukan 5 Minutes Mindfulness Before Bed. Saya akan berupaya hadir penuh dalam setiap aktivitas menuju tidur (skincare-an, sikat gigi, wudlu, dan bersih-bersih kasur) dan melengkapinya dengan 5 Minutes Mindfulness. Berdoa menjelang tidur dengan mindfull, sejenak muhasabah harian dengan mindfull, lalu fokus penuh pada niat beristirahat. Sadari setiap napas yang keluar-masuk, dan mencoba merasakan sekecil apapun rasa yang teramati oleh indera. Berusaha menyadari setiap reaksi tubuh, sambil terus berdoa menjelang tidur.
Bismillaah.. Semoga upaya ini bisa memaksimalkan kualitas tidur saya ke depannya! 🙂
Wallaahu a’lam bishawab.
—niswatizulfah–